MAKASSAR – Sebagai upaya
mendiseminasi pemikiran-pemikiran Tjokroaminoto, PW Pemuda Muslimin Indonesia
Prov. Sulsel menggelar kajian rutin.
Seperti
yang terlihat pada selasa (25/08/2015) malam. Beberapa pemuda terlihat serius
membincang pemikiran Tjokroaminoto yang tertuang dalam bukunya, “Islam dan
Sosialisme”.
Dalam
buku yang diterbitkan tahun 1924 tersebut, terlihat kecemerlangan Tjokroaminoto
sebagai seorang inteligensia. Dengan cerdas melakukan sebuah eksperimentasi
ciamik dengan mengulas sosialisme dalam perspektif Islam.
“Tjokro
memilih sosialisme yang menjadi ideologi gerakan yang cukup populis saat itu,
dan dikemas dalam perspektif Islam yang menjadi agama anutan dari 90 persen
penduduk Indonesia.” Jelas Muhammad Kasman, Ketum PW Sulsel dalam pengantar
diskusinya.
Bagi
Kasman, bangunan ideologi gerakan sosial, memang selayaknya berakar pada basis
materialnya, “Bila tidak demikian, ideologi itu tidak akan mempunyai pengikut.”
Sementara
itu, Muhammad Asrul Al Fatih mencoba mengemukakan pemikiran kritis, “Apa betul
Islam dan Sosialisme itu lahir sebagai buah kecerdasan seorang Tjokro membaca
kebutuhan zaman, atau itu tak lebih dari upayanya menyelamatkan Sarekat Islam
pasca ditinggalkan faksi komunis?”
Diskusi
yang berlangsung hingga larut ini, juga merambah sampai ke pembahasan yang
mencoba mengaitkan Islam dan Sosialisme Tjokroaminoto dengan Islam Nusantara,
Islam berkemajuan, bahkan Islam bertamaddun.
Posting Komentar