BALIKPAPAN – “Saya hadir
di sini untuk meluruskan sejarah bangsa, terutama peran Tjokroaminoto dan
Sarekat Islam dalam mendorong dan memperjuangkan kelahiran bangsa ini.” Tegas
Dr. Aji Dedi Mulawarman, SP., MSA., selasa (10/11/2015).
Aji
Dedi hadir di Balikpapan untuk membedah buku karyanya, Jang Oetama: Jejak dan
Perjuangan H.O.S. Tjokroaminoto sebagai rangkaian kegiatan Pelantikan Dewan
Pimpinan Wilayah Syarikat Islam Indonesia Provinsi Kalimantan Timur.
Sebagai
pembanding, hadir Ketua II Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia yang juga
Ketum Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan,
Muhammad Kasman, SE.
Menurut
Aji Dedi, setidaknya ada tiga hal yang dirinya klarifikasi pada kesempatan
tersebut, “Pertama soal kemerdekaan, kedua soal pancasila, dan yang ketiga mengenai
warna merah-putih pada bendera nasional kita.”
Jauh
hari sebelum Soekarno memproklamirkan bangsa ini pada 17 Agustus 1945,
Tjokroaminoto telah meneriakkan zelfbestuur pada tanggal 18 Juni 1916 pada
Nationaal Congress II Sarekat Islam di Bandung. “Proklamasi Soekarno bercermin
pada proklamasi Tjokroaminoto.”
“Begitupun
pemikiran Soekarno tentang pancasila, itu disarikan dan bisa ditemukan akarnya
pada pemikiran-pemikiran tjokroaminoto. Nah soal warna bendera, logo awal
Sarekat Islam itu berlatar merah dan putih.” Papar Aji Dedi.
Sementara
itu, Kasman mengapresiasi positif secara khusus kehadiran buku tulsian Aji Dedi,
“Ini mengisi ruang kosong tentang informasi yang memadai seputar peran
Tjokroaminoto.”
Bagi
Kasman buku ini juga menjawab beberapa isu kontroversial seputar kehidupan
Tjokroaminoto, mulai pada pilihan Tjokroaminoto berpoligami, tuduhan
penggelapan uang organisasi, sampai pada konsep kapitalisme dan sosialisme.
“Saya
berharap Bang Aji Dedi bisa menulis buku lanjutan atas buku ini, buku yang akan
mengulas implementasi pemikiran Tjokroaminoto dalam konteks kekinian.”
Pungkasnya.
Posting Komentar