TAKALAR - Pada 30
Oktober – 1 November 2015 yang lalu, Dinas Sosial, Transmigrasi dan Pariwisata
Kabupaten Takalar menggelar Festival Pulau Sanrobengi yang merupakan event pariwisata
tahunan Pemkab Takalar.
Pasca
kegiatan, pulau kecil yang selama festival dipadati ribuan pengunjung setiap
harinya menjadi demikian jorok. Sampah berserakan di mana-mana akibat pelaksana
kegiatan tidak menyiapkan satupun tempat sampah.
Prihatin
dengan kondisi tersebut, PAC Pemuda Muslimin Indonesia Kec. Galesong menggandeng
DPC Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi) Takalar, Komunitas Pena Hijau
Takalar dan Komunitas Tani Muda Galesong membentuk Aliansi Pemuda Galesong
Pemerhati Sanrobengi (APGS) untuk aksi bersih pulau.
Ketua
PAC Kec. Galesong, Abdul Rahmat, mengungkapkan bahwa Pemerintah Takalar
harusnya lebih siap melaksanakan kegiatan secara komprehensif. “Jangan hanya
kesuksesan pelaksanaan dan profit saja yang dikejar, pelaksana juga harus
mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan, utamanya sampah.”
Rencananya,
Aliansi akan kembali melanjutkan kegiatan bersih pulau pada Minggu (08/11/15)
mendatang. “Kami berharap kepedulian pihak pemerintah daerah sebagai pelaksana
kegiatan. Tapi kalaupun tidak, kami akan tetap kembali dengan jumlah relawan
yang lebih besar ahad nanti, dan itu menjadi indikasi bahwa pemerintah daerah
telah gagal menjaga aset wisata daerah ini!”
Sementara
itu, Ahmad Husain dari Komunitas Tani Muda Galesong sebagai Koordinator Aliansi
mengungkapkan, “Seharusnya Festival Pulau Sanrobengi ini dapat dijadikan
sebagai momentum mengajak masyarakan menjaga kebersihan pulau dan pesisir oleh
pemerintah Kab. Takalar, bukan sebaliknya.”
“Kalau
festival ini hanya dijadikan ajang seremonial belaka maka Sanrobengi hanya akan
menjadi tempat sampah dan sebaiknya tahun depan tidak usah diadakan lagi!” Pungkasnya
dengan nada geramnya.
Kegiatan
yang dilaksanakan pada hari senin (02/11/2015), siang sampai sore ini, diikuti
oleh 25 orang relawan.
Posting Komentar