PIMPINAN WILAYAH
PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014 - 2018
~Isy Kariman Aumut Syahidan~

Ini Bulannya Muhammad!

[17.12.2015] Sekarang memang bulan desember, bulan dimana kaum Kristiani akan merayakan Natal atas kelahiran Yesus Kristus yang mereka anggap al-masih, juru selamat. Tapi sebagai umat Islam, sepatutnya kita tak larut dengan suasana ini.

Ingat, sekarangpun bulan rabiul awwal, bulan dimana nabi kita yang mulia, Muhammad saw dilahirkan ke dunia. Sejarahwan menyebut hari senin, 12 Rabiulawal 570 M adalah hari kelahiran nabi. Tahun 570 M juga dikenal sebagai Tahun Gajah, sebab di tahun itu, Abrahah menyerbu Makkah dengan pasukan bergajah.

Sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah atas kelahirannya, kakeknya 'Abd al-Muthalib menyembeli seekor domba pada hari ketujuh kelahirannya, lalu memberinya sebuah nama yang sebenarnya jarang digunakan oleh orang Arab. Ketika ditanyakan padanya soal itu, dengan enteng 'Abd al-Muthalib menjawab, "Saya berharap ia terpuji di surga maupun di bumi."

Seperti kata Hasan bin Tsabit, "Sementara Allah adalah Mahmud (terpuji), NabiNya adalah Muhammad (patut dipuji). Kedua kata ini diambil dari akar kata yang sama dan mengandung makna yang sama pula." Tapi sayang, umat sepertinya lalai untuk senantiasa memuji namanya.

Kita sebagai umat yang mayoritas, bukannya sibuk menyambut bulan kelahiran penghulu para nabi, kita malah riuh memperdebatkan boleh dan tidaknya mengucapkan selamat hari natal, bisa dan tidaknya kita mengenakan atribut-atribut beraroma natal. Sebuah perdebatan yang selalu berulang dari tahun ke tahun.

Selayaknya, kita menyibukkan diri dengan menunjukkan kecintaan kepada Muhammad saw. dengan sebenar-benarnya cinta. Sebab seperti penegasan sebuah hadits, "Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintaiku melebihi daripada cintanya kepada orangtua, anak, bahkan manusia seluruhnya" (H.R. Bukhari).

Kecintaan kepada Muhammad saw., bukanlah kecintaan hampa, dia sebentuk cinta yang hakiki. Cinta yang lahir dari keyakinan bahwa hanya Muhammad-lah jalan kebaikan dan pemberi petunjuk. Seperti kata al-Quran, "Dan ikutilah dia (Rasulullah) agar kalian mendapatkan petunjuk" (Q.S. 7 : 158). Lagi, "Dan apabila kalian mengikutinya (Muhammad), maka kalian akan mendapatkan petunjuk" (Q.S. 24 : 54).

Selain itu, Allah juga menegaskan bahwa mencintai Muhammad saw. adalah juga jaminan cinta dan ampunan dari-Nya. "Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun (lagi) Maha Penyayang" (Q.S. 3 : 31).

Mencintai Muhammad saw. sama dengan merengkuh kehidupan yang hakiki, dan mereka yang hidupnya hampa dari cinta pada rasulullah, sesungguhnya berada dalam kematian. Al-Quran mengatakan, "Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberikan kehidupan (kepadamu)" (Q.S. 8 : 24)

Maka tidaklah salah, Khubaib bin Abdillah Al-Ashary ketika ditawan oleh kaum musyrikin, saat hendak dibunuh, Khubaib ditanya, "Bagaimana menurutmu, apabila engkau bebas dan berada di antara harta dan keluargamu, dan Rasulullah berada pada posisimu saat ini?" Maka Khubaib pun berkata, "Lebih baik saya mati, daripada harus melihat Rasulullah tertusuk walau hanya sebuah duri."


Cinta kepada Rasulullah saw., seharusnya melebihi cinta kita kepada orang tua, anak, suami/istri, pada seluruh manusia, bahkan melebihi kecintaan pada diri sendiri, sebagaimana yang dicontohkan Khubaib. Lalu bagaimana dengan kita yang juga mengaku ummatnya? Mari menegaskan bahwa ini bulannya Muhammad! Kita tunjukkan taat dan buktikan cinta, dengan senantiasa memuji dan mengagungkan namanya.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : TurungkaNews | PB PemudaMuslim | KasmanPost
Copyright © 2015. Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger