Antara Kopi, Mahasiswa dan Aktivitasnya
Oleh : Febi Triadi
Kopi dipandang
sebagai minuman populer yang mendunia dan telah ada sejak ratusan tahun silam,
semua berawal dari Khalid berasal dari Kaffa saat itu dengan tidak sengaja sedang mengembalakan
ternaknya yang memakan buah dari sejenis tumbuhan beri-beri dan berperilaku aneh setelah memakannya. Ternaknya
tetap terjaga setelah memakan buah itu, lalu Khaldipun mencoba dan memasaknya
sendiri, hingga akhirnya ditemukan bahwa buah itu berkhasiat menjaga
pangkonsumsinya tetap terjaga.
Setelah penemuan
tumbuhan kopi tersebut Ali bin Omar, Seorang Sufi dari Yaman, menjadikan
rebusan kopi sebagai obat penyakit kulit atau obat-obatan lainnya. Seriring
waktu berjalan, kopi mendapatkan tempat terhormat bagi masyarakat kota
tersebut. Kopi pun memberikan kemakmuran sendiri bagi orang-orang yang memiliki
kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir kopi, dan diberbagai
belahan dunia di mana tumbuhan kopi ditanam.
Dari Yamen dibawah ke
Turki, disana biji kopi kemudian diolah dengan cara dipanggang. Biji yang telah
dipanggang kemudian dihancurkan dengan direbus dalam air, menciptakan versi
awal dari minuman yang bisa kita nikmati sekarang. Orang Turkilah yang pertama
kali membuat kopi sebagai minuman dengan menambahakan bumbu-bumbu seperti
cengkeh, kayumanis, cardamon, serta anise kedalam seduhannya. Kopi kemudian
diperkenalkan ke negara-negara diluar wilayah Arab, namun penyebaran tersebut
dilakukan secara ilegal karena kopi dijaga sebagai rahasia masyarakat Arab.
Kopi pertama kali
tiba di Benua Eropa melaui tangan para pedegang Venesia. Setiba di Benua Eropa
minuman ini divatwa oleh pihak greja sebagai minuman setan. Namun kemudian Paus
justru memberikan kelegalan kepada minuman ini sebagai minuman Kristen ditahun
1700-an, kopi di bawah ke Amerika oleh seorang kapten Infanteri Prancis yang
menjaga tanaman kecil selama perjalanan panjang melintasi Atlantik. Lalu
tanaman tersebut di tlanpaltasikan di Kepulauan Karbia. Dari sinilah kopi
menemukan jalannya ke daerah Amerika Utara dan Tengah, Kopi menjadi minuman
nasional di Amerika Serikat atas protes karena pajak yang berlebihan dianikkan
kerajaan Inggris terhadap teh.
Tumbuhan kopi pertama
kali dibawa oleh bangsa belanda masuk ke Indonesia pada abad ke-17. Belanda
mendapat biji kopi dari Arab, lalu dibawa biji tersebut ke Jakarta ibu kota
Indonesia. Jenis kopi yang pertama kali
dikembangkan adalah Arabika dan ditanam disebuah tempat sebelah timur
Jatinegara yang saat ini dikenal dengan Pondok Kopi. Di Indonesia sendiri
terkenal dengan dua jenis kopi yang sangat populer yaitu kopi jenis Arabica dan
Robusta. Setelah menyebar di pulau Jawa, kopi kemudian menyebar ke daerah
Sumatera, Sulawesi, dan Bali melalui sitem tanam paksa oleh pemerintah
Belanda.
Dalam sejarahnya
Indonesia bahkan pernah menjadi produsan terbesar kopi torabika di dunia.
Walaupun tidaklama setelah munculnya hama karat daun, saat ini kopi adalah
industri raksasa global yang mempekerjakan lebih dari 20 juta orang. Dengan
lebih dari 400 miliar cangkir kopi yang dikonsumsi setiap tahun, kopi adalah
minuman yangt paling populer di dunia.
Saat ini, minum kopi
sudah menjadi ritual tersendiri bagi para penikmatnya, baik itu di pagi hari
maupun pada malam atau sore hari. Bahkan dalam setiap acara diskusi, seminar
atau workshop biasanya diselingi dengan coffee break. Anggapan
bahwa hampir di setiap rumah mempunyai minuman kopi itu tidak dapat dipungkiri
lagi. Karena betapa populer minuman yang satu ini. Minuman kopi secara
ke-Indonesia-an tidaklah sulit untuk dijumpai, bermula dari warung pinggir
jalan sampai pada tempat yang terkesan eksekutif. Kopi yang dapat dijumpai di
pinggir atau dipersimpangan jalan adalah cikal bakal dari adanya warung kopi
moderen saat ini. Citra warung kopi tidak digusur oleh citra Mc Donald, KFC,
Dunkin dan Wendyss.
Kopi dalam kehidupan
sebagai mahasiswa adalah bagai sepasang sejoli yang tidak bisa dipisahkan,
mulai dari menikmati kopi dari kost ke kost, warkop ke warkop hingga cafe ke
cafe. Tentu kelakuan ini dilakukan oleh mahasiswa yang punya banyak waktu dan
dijamin dengan isi kantongnya. Dalam kegiatan kelembagaan yang sering dihelat
oleh mahasiswa biasanya juga tidak terlepas dari secangkir kopi. Bahkan ketika
mahasiswa sudah dekat dengan semester akhir, hari harinya selalu ditemani
dengan secangkir kopi.
Karena kopi walaupun
pahit dianggap mampu memberikan rasa melejit dan membuat mata tetap melek dalam
kehidupan sehari hari mahasiswa. Dalam penelitian yang dilakun oleh Medical
Universiti of Innsburck Australia, mengatakan bahwa kafein yang terkandung
dalam kopi bisa mencegah berkurangnya daya ingat. Meminum secangkir kopi
sebelum masuk pada ruangan kuliah juga patut dicoba agar bisa meningkatkan
konsentrasi dan daya ingat dalam proses menjalankan perkuliah.
Penelitian yang sama
juga dilakukan pada atlet, bahwa atlet yang mengkonsumsi minuman yang
mengandung kafein berkarbohidrat setelah bersepeda memiliki lebih banyak
glukogen (cadangan energi) dalam otonya bila dibandingkan dengan atlet yang
tidak mengkonsumsinya. Berdasar pada penelitian itu, meminum kopi di sela-sela
perkuliahan patut untuk dicoba guna menambah konsetrasi dalam menerima materi
perkuliahan.
Selama ini banyak
anggapan bahwa mengkonsumsi kopi bagi umur dewasa awal akan berakibat buruk
bagi kesehatan, namun sebenarnya jika dikonsumsi dengan baik dan tidak
berlebihan, kopi memiliki segudang manfaat yang mencegah penyakit yang
menyerang tubuh kita. Dalam dunia kedokteran kafein sering digunakan sebagai
perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Akan tetapi dalam
dosis yang rendah pada secangkir kopi dapat berfungsi sebagai pembangkit
stamina dan penghilangkan rasa sakit dan jenuh, apalagi ditambah dengan tugas
kampus yang tak kunjung henti, kopi selalu siap untuk diseduh.
Dengan demikian,
menyeduh segelas kopi dipagi hari selain dapat menjaga mata tetap terjaga untuk
mengawali hari, juga baik karena mampu mengembalikan stamina dan tentunya
menambah daya konsentrasi untuk memulai perkuliahan.
Febi Triadi | Mahasiswa Antropologi FEIS UNM | Staf Bidang Sosial
Politik dan Otonomi Daerah Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Prov.
Sulsel
* Tulisan ini dimuat di Tabloid Profesi UNM
edisi 199 Februari 2016
Posting Komentar