PIMPINAN WILAYAH
PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN 2014 - 2018
~Isy Kariman Aumut Syahidan~

Ketum PW Sulsel Jelaskan Paradigma Gerakan Tjokro Di Depan Aktivis UNCP

PALOPO Di hadapan aktivis mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP), Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muslimin Indonesia Prov. Sulsel, Muhammad Kasman, S.E., M.Si. memaparkan paradigma gerakan yang diusung oleh Tjokroaminoto, rabu (19/10/2016) malam.

“Sebagai mahasiswa dari kampus yang didirikan oleh kader Syarikat Islam Indonesia dan mengusung nama besar Tjokroaminoto, selayaknya kalian memahami paradigma gerakan yang diusung oleh Tjokroaminoto.” Terang Kasman yang didampingi oleh Ketua Bidang Pembinaan Kader dan Aparatur PW Sulsel, Abdul Zahir, S.Pd., M.Pd. yang juga merupakan Dosen di UNCP.

Menurut Kasman, gerakan Tjokroaminoto berlandaskan pada sandaran gerak perjuangan atau trilogi perjuangan yang termaktub dalam Program Azas dan Program Tandhim Syarikat Islam Indonesia. “Sebersih-bersih tauhid, setinggi-tinggi ilmu, dan secerdas-cedas siyasah.” Lanjut Kasman.

Masih menurut Kasman, “Pemikiran Tjokro itu, unik. Kalau kaum idealis pengikut Hegel percaya bahwa sejarah dan perubahan sosial digerakkan oleh dialektika ide, kaum Marxian mengatakan bahwa itu digerakkan oleh dialektika material, maka Tjokro berbeda.”

“Tjokro percaya pada dialektika historis sebagaimana Hegel dan Marx, tapi bagi Tjokro, dialektika itu terjadi antara kesadaran tauhidi dengan realitas sosial atau dunia material. Tjokro percaya bahwa tauhid itu lebih bersifat praktis dibanding teoritik.” Urai Kasman.

Pada kesempatan tersebut, Kasman mengenalkan terminologi Monoteisme Dialektika Historis sebagai paradigma gerakan Tjokro. “Keyakinan tauhidi yang bercorak monoteistik dan eksis dalam dinamika sejarah, berarti bahwa Tuhan tak pernah berlepastangan dari sejarah, manusia yang bertauhid hadir sebagai khalifah untuk menjawab problem sosial dan mencegah manusia terjebak pada kubangan materialisme.”


“Tapi, tauhid yang bersih saja tidak cukup, maka disitulah peran ilmu yang tinggi untuk mem-break down tauhid menjadi seperangkat metodologi yang bisa menjadi alat untuk merumuskan metode yang tepat bagi setiap persoalan. Nah, pilihan atas metode tertentu, ditentukan oleh kecerdasan kita dalam melakukan analisis yang bersifat siyasih.” Pungkas Kasman.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : TurungkaNews | PB PemudaMuslim | KasmanPost
Copyright © 2015. Pemuda Muslimin Indonesia Sulsel - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger